Minggu, 16 Januari 2011

Metode Komunikasi dalam Organisasi.


Dalam menjalin relasi dengan orang lain, kita membutuhkan komunikasi. Dalam dunia kerja dan organisasi, komunikasi merupakan satu hal yang paling penting dan menjadi bagian dari tuntutan profisiensi (keahlian).

Kadang-kadang penyebab rusaknya hubungan antar individu dalam suatu organisasi, misalnya antara manajer atau supervisor dengan karyawan atau di antara karyawan itu sendiri adalah adanya miskomunikasi yang terjadi. Nah, hal ini lah yang sepertinya sedang terjadi dengan rekan kerja saya di kantor dengan atasannya. Miskomunikasi antar sesama anggota organisasi bisa merusak organisasi itu sendiri. Karena dalam organisasi, jika salah satu bagian di organisasi tersebut bermasalah, biasanya masalah itu akan ikut merembet ke bagian lain di organisasi. Untuk bisa berkomunikasi dengan baik dibutuhkan tidak hanya bakat, tapi terutama kemauan untuk melakukan proses belajar yang kontinu.

Keterampilan berkomunikasi yang baik meliputi kemampuan dasar untuk mengirim dan menguraikan pesan secara akurat dan efektif untuk memperlancar pertemuan, untuk memahami cara terbaik dalam penyebaran informasi dalam sebuah organisasi, serta untuk memahami makna simbolis tindakan-tindakan seseorang sebagai manajer. Komunikasi adalah suatu pertukaran—sebuah konsep yang sederhana tetapi vital.

Walaupun demikian, terlalu sering kita melakukan pendekatan dengan suatu pertukaran tanpa mempertimbangkan bagaimana pihak lain bereaksi, maka pesan yang kita sampaikan seringkali terlalu berorientasi kepada diri sendiri, sehingga apa yang terjadi dengan pihak lain menjadi sesuatu yang terabaikan.

Dalam organisasi, ada dua komunikasi yang terjadi, yaitu komunikasi organisasi secara makro dan secara mikro.Komunikasi makro terjadi antara organisasi tersebut dengan lingkungannya atau dengan organisasi lainnya.
Komunikasi mikro terjadi di dalam organisasi, yaitu komunikasi yang terjadi diantara para anggota organisasi, antara atasan dan bawahan, antar para pemimpin, dan antar kelompok kerja atau antar divisi. Jadi, komunikasi organisasi secara mikro merupakan komunikasi interpersonal di dalam organisasi.
Elemen elemen komunikasi

Pengirim, penerima, bahasa, pesan, model, dan saluran (channel) merupakan keseluruhan elemen proses komunikasi.
Pengirim men-transmit komunikasi.
Penerima mendapatkan dan menguraikan kodenya.
Pengirim bervariasi dalam hal kemampuannya untuk membangun dan mengirimkan pesan, dan penerima bervariasi dalam hal kemampuannya menerima dan memahami pesan.
Pesan dibangun dari simbol-simbol bahasa yang digunakan dalam beberapa model komunikasi dan dikirimkan melalui suatu saluran komunikasi.
Pesan disampaikan secara oral/lisan maupun tulisan.

Komunikasi formal bergerak melalui organisasi saluran yang terstruktur. Komunikasi informal mengalir diluar struktur organisasi yang formal.
Komunikasi adalah pertukaran dalam kondisi volley.

Jadi, begitu pesan dikirimkan, pesan balasan segera dikirim kembali.
Pesan seringkali berperilaku sebagai respon atau feedback (umpan balik) bagi si pengirim pesan.
Pesan umpan balik itu memungkinkan pengirim untuk mengevaluasi efektifitas pesan yang terdahulu.

Bahasa Komunikasi

Nah, kebanyakan masalah miskomunikasi terjadi karena perbedaan bahasa komunikasi yang di gunakan. Seperti yang kadang terjadi dengan saya di kantor yang banyak orang-orang expatriat dari negara tetangga Australia. Bahasa ini sedikit menjadi masalah bagi saya dalam berkomunikasi dengan para expat di kantor, maklum Bahasa Inggris saya masih rada-rada kacau, mungkin kalau kecepatan bicara mereka sedikit lambat saya mengerti, tetapi kalau bicara mereka sangat cepat, wah itu yang bikin bingung, kadang suka salah tangkap. Tapi saya bersyukur dengan adanya orang Expat di kantor, dengan begitu saya bisa belajar bahasa komunikasi lain selain Bahasa Indonesia, bahasa Sunda langsung kepada sumbernya, orang-orang bule ini.

Disini saya akan sedikit menjelaskan tentang simbo-simbol bahasa yang di gunakan dalam berkomunikasi. Simbol-simbol bahasa yang digunakan dalam suatu pesan dapat berwujud verbal maupun nonverbal. Pesan verbal merupakan pesan yang diucapkan oleh pengirim, sedangkan pesan nonverbal dapat berupa gerak-gerik atau sikap dari si pengirim pesan.

Komunikasi akan menemukan kegagalan apabila terjadi ketidaksesuaian antara pesan verbal yang disampaikan dengan pesan nonverbal yang tampak. Meskipun pembicara kadang-kadang telah berusaha mengubah perilakunya untuk menciptakan suatu ekspresi tertentu pada pendengarnya, akan tetapi perilaku nonverbal secara umum ternyata sulit untuk diatur (DePaulo, 1992).

Sebagai contoh, kebohongan seseorang dapat diamati dari cara dia berperilaku pada saat dia mengatakan kebohongan itu. Ketika seorang pembicara berkata satu hal dan bahasa tubuhnya mengatakan yang lain, kita akan mengakui keakuratan bahasa nonverbal.

Komunikasi yang efektif ditentukan oleh tingkat penerimaan dan pemahaman terhadap arti pesan yang diharapkan. Komunikasi yang efektif dalam organisasi akan mempengaruhi kinerja dari organisasi tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar